Miss Indonesia 2007 dan Keterbelakangan NTT

Natasya Boenda

Jakarta, Putrintt – Ada yang membuat menggelitik pada malam pemilihan Miss Indonesia 2007 di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center (JCC) Hall.

Setelah menentukan finalis yang masuk 10 Besar dari 33 finalis, termasuk wakil dari Nusa Tenggara Timur (NTT) atas nama Natasya Boenda, kesepuluh finalis harus menjawab pertanyaan untuk penentuan masuk 5 Besar.Di luar dugaan, Tantowi Yahya sebagai host membacakan pertanyaan yang dipilih Natasya dengan tema keterbelakangan suatu daerah. Pertanyaan itu dibuat oleh finalis yang mewakili propinsi Papua Barat.

Natasya memang tampak sigap dan dengan sangat baik memberikan jawaban. Berbekal ilmu yang dipahami di bidang teknologi informasi di STIKOM Surabaya, Natasya singkat mengatakan salah satu yang membuat suatu daerah terlambat maju di tengah modernisasi adalah faktor geografis yang sulit dijangkau oleh komunikasi dan informasi. Ya, membangun infrastruktur telekomunikasi dan sistem informasi bagi daerah terpencil seperti NTT tepat sekali disuarakan Natasya dalam ajang Miss Indonesia tadi.

Paling tidak, ajang kecantikan dan kecerdasan wanita Indonesia yang disaksikan pemirsa RCTI di seluruh tanah air membuka mata hati para pemangku kepentingan di negeri ini terhadap pesan-pesan moral yang lahir dari mulut para finalis Miss Indonesia 2007. Jika wakil dari Bali selalu menghembuskan spirit “memajukan terus pariwisata”, maka wakil dari NTT pun harus muncul dengan spirit “membebaskan diri dari keterbelakangan”.

natasya boenda.jpg kerenKeterbelakangan NTT begitu kompleks bahkan semakin memprihatinkan. Tidak saja akibat terisolasi dari teknologi informasi dan telekomunikasi moderen tetapi justru terkungkung dalam semak-semak KORUPSI. NTT hingga hari ini belum lepas dari stigma yang telah lama menempel yakni wilayah termiskin, terbelakang, terkorup. Bahkan ada yang memelintir NTT sebagai Nusa Terus Tertinggal. Sampai kapan?

Natasya memang tidak cukup mengenal kehidupan masyarakat NTT karena dia lahir dan dibesarkan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Tapi kemunculannya dalam ajang Miss Indonesia 2007 dengan pesan yang disampaikannya telah menggugah kembali spirit seluruh masyarakat NTT untuk terus berjuang melepaskan segala stigma negatif tadi.

Natasya hanya salah satu sosok. Tapi dia telah membuktikan kepada khalayak pemirsa RCTI bahwa wanita dan generasi muda NTT punya potensi untuk membangun dirinya sendiri. Masuk 10 Besar dari 33 finalis berarti Natasya memang memiliki potensi terbaik. Kepercayaan diri yang dimilikinya tentu tidak terlepas dari kecintaannya pada kampung halamannya. Tantowi Yahya mengatakan Natasya memiliki suara yang paling lantang di antara 33 finalis. Itulah identitas NTT yang asli. Lantang bicara apa saja jika untuk kebenaran dan kemajuan.

NATASYA BOENDA saat ini tengah berusaha menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknologi Informasi STIKOM Surabaya. Gadis pecinta warna hitam, putih dan merah ini ingin menjadi seorang programmer yang handal. Selain itu, ia juga ingin menjadi teladan dalam masyarakat.

Putri pasangan Hennock N Boenda dan Jane Ctherina Sowong yang lahir 1 Januari 1988 ini sangat mengagumi Evita Peron dan kedua orangtuanya sebagai panutan sekaligus teladan dalam hidup. nttonlinenews.com

Tinggalkan komentar